Latest Post
06.04
“Pertarungan” di bumi garam
Written By Unknown on Senin, 25 November 2013 | 06.04
Sumenep -PEMILU sudah tinggal beberapa bulan lagi, berbagai taktik
dan strategi akan dan bahkan sudah dilakukan oleh beberapa calon legeslatif. Tak
ketinggalan juga para calon di wilayah Kabupaten Sumenep yang terbagi dalam VII
Dapil ( Daerah Pemilihan ). Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Dapil I ( Kec.Kota,
Kalinget, Talango,Manding, Batuan) suasana meriah sudah mulai dirasakan. Disudut-sudut
kota bahkan di pinggiran desa sudah nampak gambar para Calon yang terpasang di
kanan kiri jalan.
Dengan berbagai macam janji dan slogan mereka mencoba
menarik simpati kontestuen, hal ini wajar dan lumrah menjelang pesta rakyat di
negeri ini. Desa Pinggirpapas dan Karanganyar (bumi garam) kebetulan di Pemilu yang akan datang agak sedikit
istimewa. Istimewa karena di Pemilu tahun depan akan di ikuti oleh beberapa
calon yang kebetulan berasal dari bumi
garam sendiri. Kalau di Pemilu sebelumnya hanya ada 3 calon yang berasal
dari daerah ini, kali ini tidak tanggung-tanggung, ada 4 orang calon Legislatif
yang berasal dari 2 desa ini akan memperebutkan kurang lebih 5.800 suara dari
jumlah hak pilih ( Pinggirpapas dan Karanganyar). Jumlah yang cukup signifikan.
Para calon itu adalah H.
Asmuni (Tokoh Masyarakat/Mantan Kades) dan Abdurrahman Taufik (Pengusaha Konveksi), keduanya adalah warga Desa
Karanganyar. Serta H. Mahbub Ilahi (Tokoh
Agama)dan Abdurrahman ( Ketua BPD ),
keduanya berasal dari Desa Pinggirpapas. Bagi warga 2 desa ini mereka bukanlah
orang asing. Para calon ini sudah sangat dikenal dan dekat dengan masyarakat
setempat.
Berikut sedikit informasi tentang 4 calon berdasarkan kendaraan
politik dan nomor urutnya:
1.
1. ABDURRAHMAN
Partai Kebangkitan Bangsa(PKB) No.Urut.
2
2.
2. H. ASMUNI
PDI Perjuangan (PDIP) No.Urut.
2
3.
3. H. MAHBUB
ILAHI,Bsc. GERINDRA No.Urut.
5
4.
4. ABDURRAHMAN
TAUFIK Partai Amanat Nasional (PAN) No.Urut. 9
4 orang ini akan bertarung dan berjuang keras untuk memperebutkan
suara di bumi garam. Tentu saja
mereka juga harus rela berbagi sedikit suara untuk calon dari luar desa. Hal
ini mungkin saja terjadi mengingat setiap calon pasti berusaha masuk kemana
saja demi mendapatkan dukungan. Ini terbukti dengan dipasangnya gambar calon
dari salah satu parpol yang berasal dari luar desa.
Tentu saja dibutuhkan taktik dan strategi yang bagus untuk
meraih simpati warga. Namun apapun latar
belakang politiknya tentunya rakyat 2 desa ini berharap yang terbaik untuk desa
mereka. Mereka berharap calon yang terpilih kelak bisa memperjuangkan hak-hak rakyat
di 2 desa ini.
(AJ)
Label:
kabarmadura,
politik
06.13
“Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Lima sampai
sepuluh tahun ke depan, Pinggir Papas bisa banjir seperti Jakarta. Apalagi
saluran air PT Garam yang terus mengalami pendangkalan,” tandasnya dengan nada
penuh sesal. (met/onk).
Santri Desak PT Garam Pedulikan Lingkungan Kumuh
Written By kaconk on Senin, 30 September 2013 | 06.13
Sumenep – SantriNews.com. Kerusakan lingkungan
ternyata tidak hanya menjadi isu krusial kota-kota besar. Pelosok desa yang
mulai menggeliat juga dihadapkan pada persoalan yang sama.
Misalnya di Desa Pinggir Papas,
Kecamatan Kalianget. Ia menjadi salah satu desa yang mulai dijangkiti
kekumuhan. Serakan sampah tampak memenuhi ruang-ruang publik. Ironisnya, PT
Garam sebagai salah satu BUMN yang beroperasi di desa
tersebut seolah tak memiliki kepedulian.
Persoalan ini mendapat perhatian
serius dari Forum Masyarakat Santri (FMS). Edi Susanto,
ketua FMS, mengungkapkan bahwa kekumuhan ini merupakan
salah satu bentuk apatisme masyarakat terhadap lingkungan.
“Parahnya lagi, PT Garam, BUMN yang beroperasi di sini tidak mau peduli, “ beber dia
kepada Santrinews.com, saat ditemui di kediamannya, Senin, 30
September 2013.
Ia menjelaskan, tumpukan sampah
yang tak terurus itu juga memenuhi salah satu saluran air PT Garam yang
melintasi Desa Pinggir Papas. Akibatnya, ketika PT Garam melakukan pompa air ke
area lahan garam, genangan airnya sampai ke rumah penduduk.
Label:
kabarmadura
20.53
Simbol Hidup Sederhana Sandal Jepit
Written By kaconk on Sabtu, 14 September 2013 | 20.53
Oleh: Dawiyatun
SantriNews.com. Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang perempuan setengah baya. Pakaiannya terlihat begitu sederhana: memakai sarung sembarang dan baju kebaya klasik. Sambil tergesa-gesa dengan sandal jepit yang masih kukuh di kakinya. Iseng-iseng saya bertanya, “Emak ini mau ke mana?”
“Ini Nak, mau ke tetangga sebelah. Katanya tadi kecelakaan. Mau ikut Nak?” Jawab perempuan itu dengan ramah.
“Saya tidak punya apa-apa yang mau dibawa ke sana, Emak!”
“Usst…, keluhuran dan keramahan sikap lebih baik dari sekadar pemberian materi,” tegas Si Emak sambil menyeret tangan saya untuk berjalan mengikutinya.
***“Saya tidak punya apa-apa yang mau dibawa ke sana, Emak!”
“Usst…, keluhuran dan keramahan sikap lebih baik dari sekadar pemberian materi,” tegas Si Emak sambil menyeret tangan saya untuk berjalan mengikutinya.
Cerita ini menimbulkan sesuatu yang unik dalam pikiran saya. Ada makna yang tersembunyi tentang sikap bijak yang keluar dengan nada keikhlasan. Secara tidak langsung, sikap Si Emak dalam penggalan cerita di atas mengajak kita untuk lebih mengenali diri sebagai makhluk spiritual; yang semata-mata tidak sibuk dengan urusan duniawi.
Kita menemukan nilai kesederhanaan yang diwujudkan dengan kepekaan dan kepeduliaan terhadap sesama. Kepedulian ini munkin semacam gerak kukuh ‘sandal jepit’.
Sandal jepit merupakan lambang kesederhanaan hidup seseorang, yang dewasa ini sudah mulai menipis. Sederhana, sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi sulit cara penerapannya. Manusia makhluk yang jarang cepat puas. Selalu saja ujung dari sebuah pencariannya bertemu pada titik kurang. Keadaan itu persis seperti orang yang selalu mendongak ke atas dan lengah menatap ke bawah.
Kita tahu, ‘sandal jepit’ yang dijual di pasar-pasar dengan harga sepuluh ribu atau bahkan di bawah itu memiliki fungsi yang sama dengan sandal yang harganya di atas seratus ribu. Ironisnya, kita lebih memilih sandal yang harganya mahal dengan satu alasan: gengsi.
Di zaman sekarang pergeseran nilai fungsi ke gengsi sudah marak. Pemenuhan kebutuhan pokok tidak lagi menimbang sekadar fungsi, tetapi lebih pada gengsi. Biasanya, citra gengsi jauh lebih mahal dari nilai fungsi. Bahkan, bisa berkali-kali lipat. Itulah yang menyebabkan manusia ingin selalu tampil “Wah!”
Karena itu, banyak orang tanpa sadar kehilangan daya pekanya. Kepekaan pada lingkungan sekitarnya menjadi tumpul. Bahkan mungkin, di tengah hiruk pikuknya mengejar yang atas, tanpa terasa kalau yang di bawah terinjak-injak.
Dalam lingkup yang lebih luas, seperti pemerintah atau para elite kekuasaan dalam kehidupan sosial senantiasa menipu dirinya dengan berbagai kemegahan hidup yang bersifat sementara. Mereka menganggap suatu hal yang tidak pantas apabila seorang pejabat tinggi memakai sandal jepit dengan harga yang murah ketika pergi ke masjid.
Mereka enggan mampir ke warung makan untuk sekedar menikmatinya bersama orang-orang kecil. Mereka lebih memilih makanan di restorant. Mereka merasa malu apabila membeli baju di pasar-pasar. Mereka tidak lagi peduli dengan “fungsi.”
Orang menjadi tidak mampu menyelami apa yang harus diutamakan dalam kehidupan. Sulit merasakan kalau di saat kita terlelap dalam keadaan kenyang, sejumlah tetangga terus terjaga menahan rasa lapar. Sulit menangkap keinginan anak-anak tetangga untuk tetap bersekolah, ketika sebagian kita tengah sibuk mencari sekolah top buat anak-anak mereka.
Ketidakpekaan itu akhirnya menggiring diri untuk tampil tak peduli. Sehingga kesederhanaan yang merupakan teladan para Nabi menjadi barang langka banyak manusia mulai atau bahkan telah meninggalkannya.
Hidup sederhana, yang saya simbolisasikan dengan sandal jepit tidak berarti hidup dalam kesengsaraan, kemiskinan, kemelaratan dan serba kekurangan. Kesederhanaan merupakan pola pikir dan pola hidup yang proporsional, tidak berlebihan dan mampu memprioritaskan sesuatu yang lebih dibutuhkan.
Kesederhanaan ialah kemampuan untuk ikhlas menerima yang ada dan berusaha untuk berlaku adil dan bersyukur atas setiap rezeki yang diberikan dengan tetap menggunakannya pada hal-hal yang bermanfaat dan berarti. Kemampuan itulah yang memberikan manfaat dan menjadi energi dalam kehidupan kita. Lalu apa manfaat kesederhanaan sebagai energi kehidupan?.
Setidaknya dengan membiasakan diri hidup sederhana, akan tertanam dalam diri kita sifat qona’ah; sifat menerima dan menikmati hidup apa adanya. Kita akan tampil sebagai pribadi yang kuat dalam segala kondisi. Keindahan dari sebuah kesederhanaan akan mencerminkan karakter seseorang.
Dan dengan sederhana, kita bisa melihat nikmat sekecil apapun yang diberikan oleh Tuhan. Sehingga hati kita tertuntun untuk selalu bersyukur pada-Nya. Jadi, Kesederhanaan itu penting. Setidaknya untuk mengajarkan kita menjadi pribadi yang bijaksana dalam bertindak. (met).
Dawiyatun Lahir di Sumenep, 11 Pebruari 1992. Alumni MA. Mahwil Ummiyah Dungkek Sumenep, Madura. Sekarang menempuh studi di STAINPamekasan.
18.50
Seni, Strategi Baru Dakwah Kaum Sarungan
Written By kaconk on Selasa, 10 September 2013 | 18.50
Sumenep-SantriNews.com. Santri tidak lagi identik dengan kaum sarungan.
Santri tidak sekadar ngaji kitab
kuning dan mimpin tahlil semata. Tapi
santri sudah dapat merambah berbagai dimensi masyarakat dalam melakukan dakwah.
Minggu (8/9) sekitar
seratus-an santri dari berbagai komunitas seni pesantren berkumpul di Asta
Apae, di dusun Antaka, Cabbiya, Talango. Mereka yang tergabung dalam paguyuban
Masyarakat Seni Pesantren (MSP) berkumpul dalam rangka acara rutin “Ahab
Kalebunan.”
Dalam acara rutin
inilah, para santri mengekpresikan ide dan gagasan dakwah mereka melalui seni.
Turmidzi Jaka, ketua MSP, menuturkan bahwa paguyuban yang dipimpinnya
dimaksudkan untuk menemukan impuls kesenian yang intens. “dengan membiarkan
setiap komunitas mengekpresi diri, lalu mengolah gagasan tersebut ke dalam
bentuk kesenian, akan memungkin munculnya gairah seni anak muda, “ tuturnya.
MSP mulanya tumbuh
bersama Lesbumi. Tapi pada perkembangannya, MSP lebih memilih mandiri. Pilihan
untuk mandiri disebabkan oleh keinginan untuk bersentuhan langsung dengan
masyarakat. Mahendra, salah satu pegiat MSP menegaskan perlunya sikap
independen dalam melakukan dakwah ke masyarakat. “Kaum santri seharusnya dapat
bersikap independen. Tujuannya agar santri tetap menjadi panutan masyarakat.”
tandasnya.
Lebih jauh, alumni pondok pesantren Mathali’ul Anwar
dan UIN sunan Kalijaga ini berharap, para lulusan pesantren hendaknya memiliki
strategi baru dalam berdakwah. “Sekarang masyarakat tidak hanya butuh pemecahan
hukum agama. Tapi mereka juga butuh hal-hal lain. untuk itulah, MSP mencoba
hadir, “ imbuhnya. (SW)
21.13
Kasus Pemilih Ganda, KIPP Tuding Kinerja KPU Buruk
Written By Unknown on Jumat, 30 Agustus 2013 | 21.13
Sumenep – Harianjatim.com. Kasus adanya pemilih ganda yang mencoblos di dua TPS di Kabupaten Sumenep dinilai telah mencederai demokrasi. Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), pun bereaksi keras.
Anggota KIPP Kabupaten Sumenep, Moh Anwar menilai, kasus pemilih ganda itu merupakan preseden buruk bagi kredibilitas panitia penyelenggara Pilgub.
“Ini tidak sekadar mencederai proses demokrasi yang bersih dan fair,” kata Anwar, Kamis (29/8) malam.
“Ini bukan semata kesalahan KPPS. Saya kira masih ada sistem yang perlu diperbaiki dalam pemilu kita. Terutama data pemilih yang tak pasti,“ imbuhnya.
Anggota KIPP Kabupaten Sumenep, Moh Anwar menilai, kasus pemilih ganda itu merupakan preseden buruk bagi kredibilitas panitia penyelenggara Pilgub.
“Ini tidak sekadar mencederai proses demokrasi yang bersih dan fair,” kata Anwar, Kamis (29/8) malam.
“Ini bukan semata kesalahan KPPS. Saya kira masih ada sistem yang perlu diperbaiki dalam pemilu kita. Terutama data pemilih yang tak pasti,“ imbuhnya.
Label:
politik
16.59
RIBUAN WARGA 2 KECAMATAN DI KAB.SUMENEP TAK BISA IKUT PILGUB
Written By Edy Abujamil on Minggu, 25 Agustus 2013 | 16.59
Sumenep- Ribuan
warga di Kec.Kalianget dan Talango hampir bisa dipastikan tidak dapat mengikuti
PILGUB JATIM. Pasalnya jauh-jauh hari mereka sudah meninggalkan kampung
halamannya untuk mencari penghidupan yang layak sebagai pekerja garam musiman di
lahan garam di berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Pamekasan, Sampang,
Bangkalan, Gresik,Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan.
Label:
kabarmadura
06.34
Dirut PT Garam Diusir dari Ruang Rapat DPR-RI
Written By Unknown on Minggu, 18 Agustus 2013 | 06.34
Jakarta-Direktur Utama (Dirut) PT Garam
Yulian Lintang diusir saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI
DPR RI. Pemilihan Yulian dianggap tidak legal dan karena pemilihan
direksi tanpa pelaksanaan Rapat Usaha Pemegang Saham (RUPS) BUMN garam
tersebut.
Anggota Komisi VI DPR-RI Azham Azmannatawijaya menyatakan Kementerian BUMN harus menyerahkan tanda legalitas pengangkatan direksi termasuk Yulian.
Anggota Komisi VI DPR-RI Azham Azmannatawijaya menyatakan Kementerian BUMN harus menyerahkan tanda legalitas pengangkatan direksi termasuk Yulian.
02.23
Buruh P.T. Garam Dibayar di Bawah UMK
Pinggirpapas.
Setelah sempat tertunda karena cuaca yang tak menentu, buruh P.T. Garam
akhirnya mulai masuk kerja. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, mereka dipanggil
untuk menggarap lahan pegaraman I yang terletak di Desa Pinggirpapas
dan Karanganyar. Mula-mula pabujha’an, lalu anthek
dan kemudian pekerja. Tiga istilah
ini mengacu pada keahlian dan tata cara mengelola lahan garam. Pabhuja’an
dipersepsikan dengan orang yang memiliki keahlian untuk mengelola atau mengatur
air. Anthek diperuntukkan bagi orang yang bertugas membantu pabhuja’an dalam
mengolah air dan petak garam. Sedang pekerja dipanggil untuk melengkapi dua
perangkat sebelumnya dalam melakukan panen garam.
Label:
kabarmadura,
sumenep.
09.04
UMK 2013 NAIK, BURUH PT.GARAM PESIMIS
Written By Unknown on Minggu, 11 Agustus 2013 | 09.04
Pinggirpapas. Penetapan Upah
Minimum Kabupaten (UMK) Sumenep untuk tahun 2013 sebesar Rp. 965.000, ternyata
tak membuat buruh P.T Garam daerah operasi Pinggir Papas-Karang Anyar
berbahagia. Pasalnya, seperti tahun kemarin, upah buruh yang dibayarkan harian
tidak sesuai dengan UMK yang telah ditetapkan gubernur.
Label:
sumenep.
09.35
Pengurangan alokasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) hampir terjadi di sejumlah kabupaten penghasil garam. Salah satu diantaranya yakni Kabupaten Bangkalan. Data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan menyebutkan, jika tahun 2012 bantuan dana Pugar yang diberikan pada 26 kelompok tani garam yang tersebar di lima kecamatan sebesar Rp 985 juta, tahun 2013 hanya Rp 575 juta.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jatim, Mohammad Hasan, Rabu (8/5) mengatakan, dari 18 kecamatan di Kabupaten Bangkalan terdapat 6 kecamatan penghasil garam. Namun, yang dapat dana Pugar hanya di 5 kecamatan, satu kecamatan lainnya tidak dapat karena sudah di kelola dengan cara modern.
Bantuan Dana Petani Garam (PUGAR) Di Madura di Pangkas.
Written By Unknown on Sabtu, 10 Agustus 2013 | 09.35
InfoJatimNews.com-madura.
Pengurangan alokasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) hampir terjadi di sejumlah kabupaten penghasil garam. Salah satu diantaranya yakni Kabupaten Bangkalan. Data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan menyebutkan, jika tahun 2012 bantuan dana Pugar yang diberikan pada 26 kelompok tani garam yang tersebar di lima kecamatan sebesar Rp 985 juta, tahun 2013 hanya Rp 575 juta.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jatim, Mohammad Hasan, Rabu (8/5) mengatakan, dari 18 kecamatan di Kabupaten Bangkalan terdapat 6 kecamatan penghasil garam. Namun, yang dapat dana Pugar hanya di 5 kecamatan, satu kecamatan lainnya tidak dapat karena sudah di kelola dengan cara modern.
Label:
jatim.
09.25
Menteri BUMN Siap Bantu Petani Garam
Surabaya
(Antara Jatim) - Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan siap membantu
petani garam dengan program "membranisasi" lahan garam untuk
menghasilkan garam berkualitas satu yang bernilai tinggi.
"Sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), saya masih mencoba program membranisasi pada lahan milik PT Garam, karena lahan garam milik petani itu wewenang Kementerian Kelautan atau Perindustrian," katanya di Surabaya, Sabtu.
"Sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), saya masih mencoba program membranisasi pada lahan milik PT Garam, karena lahan garam milik petani itu wewenang Kementerian Kelautan atau Perindustrian," katanya di Surabaya, Sabtu.
Label:
jatim.
09.19
Petani Garam Jatim Kecam Sikap Komisi B Soal Penghentian Program PUGAR
Himpunan Masyarakat Petani Garam Indonesia (HMPGI)
Jawa Timur mengecam kerassikap Komisi B DPRD Kabupaten Pamekasan
beberapa waktu lalu yang meminta penyetopan Program Pemberdayaan Usaha
GaramRakyat (PUGAR) kepada Kementrian Perindustrian dan Perdagangan di
Jakarta, dengan alasan tidak menghasilkan.
Permintaan anggota Komisi B itu sangatlah tidak berasalan disaat petani garam di Kabupaten Pamekasan tengah mendapatkan banyak manfaat dari hadirnya program PUGAR oleh pemerintah pusat.
Permintaan anggota Komisi B itu sangatlah tidak berasalan disaat petani garam di Kabupaten Pamekasan tengah mendapatkan banyak manfaat dari hadirnya program PUGAR oleh pemerintah pusat.
Label:
jatim.
09.12
Petani minta pemerintah tak lagi impor garam
SURABAYA, kabarbisnis.com: Petani garam meminta pemerintah tak lagi mengeluarkan izin impor garam. Pasalnya, stok garam produksi dalam negeri cukup besar, sementara serapan masih sedikit. "Kami minta pemerintah tak lagi mengeluarkan izin impor garam di tahun ini. Karena stok kita masih cukup banyak," ujar Ketua Umum Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur (Jatim) Hasan ketika dikonfirmasi kabarbisnis.com, Surabaya, Kamis (18/4/2013).
19.52
KALIANGET-Program bantuan untuk pembangunan rumah bagi warga miskin dari Pemkab Sumenep melalui bappeda dan dinas sosial (dinsos), tidak saja sarat dengan pungutan liar (pungli). Namun, pemangkasan terhadap dana tersebut juga dilakukan oleh oknum tertentu. Salah satunya terjadi di Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget.
Dana Pembangunan Rumah Dipangkas
Written By Unknown on Kamis, 08 Agustus 2013 | 19.52
January 22, 2013 – 12:40
KALIANGET-Program bantuan untuk pembangunan rumah bagi warga miskin dari Pemkab Sumenep melalui bappeda dan dinas sosial (dinsos), tidak saja sarat dengan pungutan liar (pungli). Namun, pemangkasan terhadap dana tersebut juga dilakukan oleh oknum tertentu. Salah satunya terjadi di Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget.
Label:
sumenep.
18.05
Sengketa Lahan, PT Garam Ambilalih Pengelolaan
Perseteruan antara yayasan aljihad dengan eks pengelola lahan pegaraman satu di desa sarokah kecamatan saronggi sumenep hingga kini belum menemukan kata sepakat. Atas dasar itu pt garam kemudian mencabut kontrak lahan pegaraman. Ke depan, pengelolaan lahan akan ditangani langsung oleh pt garam.
SIMAK SUMBER DAN VIDEO BERITANYA DISINI
SIMAK SUMBER DAN VIDEO BERITANYA DISINI
Label:
sumenep.
17.59
Eksekusi Lahan Garam Ricuh
Warga Desa Pinggirpapas Kab.Sumenep Madura memprotes upaya eksekusi yang dilakukan PT.Garam. Bahkan dalam protes tersebut warga mengamuk berusaha mempertahankan sebuah kincir akan yang akan diturunkan secara paksa oleh petugas PT.Garam. Warga Desa Pinggirpapas Madura memanas saat petugas PT.Garam dan aparat kepolisian mendatangai lahan garam yang menjadi sengketa antara warga dengan perusahaan. Puluhan warga berusaha mempertahankan lahan dan kincir angin yang akan diturunkan secara paksa oleh petugas PT.GARAM. Penurunan kincir angin ini sengaja dilakukan PT.Garam agar warga petani garam tidak bisa berjaga lagi pasalnya warga tidak mau memperbaharui kontrak mereka. Kasus sengketa lahan ini memang sudah berlangsung lama dan masih dalam proses perdata di pengadilan Sumenep.
SIMAK VIDEO BERITANYA DISINI
Label:
sumenep.
05.55
Eksekusi Lahan Pegaraman Di Desa Pinggir Papas Gagal Lagi
Written By Unknown on Rabu, 07 Agustus 2013 | 05.55
Eksekusi lahan pegaraman di desa
pinggir papas kecamatan kalianget sumenep gagal lagi. Warga dari kubu
yayasan al jihad kembali menghadang petugas dan aparat kepolisian yang
datang ke lokasi lahan pegaraman di desa pinggir papas kecamatan
kalianget sumenep.
Label:
sumenep.
05.42
Buruh dan Peradaban Kolonial
ESAI |Oleh: Salamet Wahedi >>
M.H. Szekely-Lulofs (1899-1985), novelis berkebangsaan Belanda kelahiran Surabaya, dalam karyanya "Kuli", cukup berhasil memotret praktik kolonial di Indonesia. Kolonialisasi atau penjajahan tidak sekadar mengeksploitasi dan memperbudak kaum pribumi. Kolonialisasi menciptakan kondisi mental kaum pribumi terkungkung dan dipaksa tak berdaya. Kecuali itu, novel ini berhasil menggambarkan efektivitas dan efisiennya strategi adu domba Belanda meredam setiap perlawanan kaum pribumi.
M.H. Szekely-Lulofs (1899-1985), novelis berkebangsaan Belanda kelahiran Surabaya, dalam karyanya "Kuli", cukup berhasil memotret praktik kolonial di Indonesia. Kolonialisasi atau penjajahan tidak sekadar mengeksploitasi dan memperbudak kaum pribumi. Kolonialisasi menciptakan kondisi mental kaum pribumi terkungkung dan dipaksa tak berdaya. Kecuali itu, novel ini berhasil menggambarkan efektivitas dan efisiennya strategi adu domba Belanda meredam setiap perlawanan kaum pribumi.
Label:
sumenep.
04.50
Saluran Air Lintasi Makam, Petani Demo
PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan petani garam dari Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar demonstrasi di depan Kantor Bupati Sumenep, Senin (06/02/2012). Mereka menolak proyek PT. Garam Persero yang akan melakukan pembangunan saluran air laut ke lahan garam. Sebab, saluran tersebut melintasi areal pemakaman.
Label:
sumenep.
22.56
Silakan pasang iklan anda dengan tarif Rp.20.000,-/ bulan, kami do’akan semoga apa yang anda tawarkan laris manis dan diberkahi Allah SWT. Amienn….
Info pasang iklan
Written By Unknown on Selasa, 06 Agustus 2013 | 22.56
Silakan pasang iklan anda dengan tarif Rp.20.000,-/ bulan, kami do’akan semoga apa yang anda tawarkan laris manis dan diberkahi Allah SWT. Amienn….
Jika anda berminat hub. kami via
email : polapingpas@gmail.com atau
HP : 082330550003. Kami tunggu kerjasamanya…
Contoh :
Contoh :
01.55
VIDEO TARETAN GIRPAPAS
Ini adalah Video Sulap kreasi putra girpapas,, Paneka taretan SAM CORBUZER videona klik DISINI
Label:
videolucu.