Sumenep-SantriNews.com. Santri tidak lagi identik dengan kaum sarungan.
Santri tidak sekadar ngaji kitab
kuning dan mimpin tahlil semata. Tapi
santri sudah dapat merambah berbagai dimensi masyarakat dalam melakukan dakwah.
Minggu (8/9) sekitar
seratus-an santri dari berbagai komunitas seni pesantren berkumpul di Asta
Apae, di dusun Antaka, Cabbiya, Talango. Mereka yang tergabung dalam paguyuban
Masyarakat Seni Pesantren (MSP) berkumpul dalam rangka acara rutin “Ahab
Kalebunan.”
Dalam acara rutin
inilah, para santri mengekpresikan ide dan gagasan dakwah mereka melalui seni.
Turmidzi Jaka, ketua MSP, menuturkan bahwa paguyuban yang dipimpinnya
dimaksudkan untuk menemukan impuls kesenian yang intens. “dengan membiarkan
setiap komunitas mengekpresi diri, lalu mengolah gagasan tersebut ke dalam
bentuk kesenian, akan memungkin munculnya gairah seni anak muda, “ tuturnya.
MSP mulanya tumbuh
bersama Lesbumi. Tapi pada perkembangannya, MSP lebih memilih mandiri. Pilihan
untuk mandiri disebabkan oleh keinginan untuk bersentuhan langsung dengan
masyarakat. Mahendra, salah satu pegiat MSP menegaskan perlunya sikap
independen dalam melakukan dakwah ke masyarakat. “Kaum santri seharusnya dapat
bersikap independen. Tujuannya agar santri tetap menjadi panutan masyarakat.”
tandasnya.
Lebih jauh, alumni pondok pesantren Mathali’ul Anwar
dan UIN sunan Kalijaga ini berharap, para lulusan pesantren hendaknya memiliki
strategi baru dalam berdakwah. “Sekarang masyarakat tidak hanya butuh pemecahan
hukum agama. Tapi mereka juga butuh hal-hal lain. untuk itulah, MSP mencoba
hadir, “ imbuhnya. (SW)
+ komentar + 1 komentar
https://santrinews.com/Daerah/645/Seni-Strategi-Baru-Dakwah-Kaum-Sarungan
Posting Komentar