January 22, 2013 – 12:40
KALIANGET-Program bantuan untuk pembangunan rumah bagi warga miskin dari Pemkab Sumenep melalui bappeda dan dinas sosial (dinsos), tidak saja sarat dengan pungutan liar (pungli). Namun, pemangkasan terhadap dana tersebut juga dilakukan oleh oknum tertentu. Salah satunya terjadi di Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget.
Hati,
60, salah satu warga di desa itu mengaku kecewa. Awalnya dirinya
memang menerima dana bantuan tersebut langsung dari Bank BRI.
Itu berlangsung di Balai Desa Kalianget Barat. Namun,
setelah itu pihak aparat desa mengambil lagi dana itu dengan
alasan untuk dibelanjakan bahanbahan bangunan. ”Sebelumnya saya
disuruh jangan pulang dulu oleh pihak desa. Nah, setelah orang
bank pulang, pihak aparat desa langsung menghampiri saya
dan mengambil uang sebesar Rp 3 juta. Katanya mau
dibelanjakan,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Madura, kemarin
(21/1).
Lebih
lanjut Hati mengaku kecewa. Sebab, realisasinya pihak desa ternyata
hanya membelikan 800 batu bata, 1 pikap pasir, semen 1 sak,
beras sebanyak 6 kilogram, dan uang belanja Rp 150.000. ”Rumah
saya diperbaiki selama tiga hari dengan duapekerja. Yang diganti
hanya beberapa dinding di bagian belakang. Kata mereka,
perbaikan rumah saya sudah selesai,” sambungnya. Menanggapi kondisi
tersebut, Kepala Bidang Sosbud Bappeda Sumenep Moh. Siddik
menyayangkan atas dugaan pemangkasan dana hibah tersebut.
Pihaknya
akan mengklarifi kasi ke lapangan. Bahkan, untuk bantuan tahap kedua,
pihaknya juga akan memberikan langsung kepada pihak
penerima. ”Saya pastikan, untuk tahap berikutnya kami yang
akan langsung turun ke lapangan,” ujarnya. Menurutnya, program
bantuan rehabilitasi rumah bagi warga miskin itu dilakukan
dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar Rp 3 juta, dan
tahap kedua juga Rp 3 juta. ”Jadi ke depan untuk
menghindari terjadinya pemangkasan dari pihak-pihak tertentu, kami
yang akan memberikannya langsung kepada penerima,” pungkasnya.
(radar)
sumber : maduratrkini
Posting Komentar